Kamis, 23 Oktober 2008

langkah-langkah chatting

Ta'aruf Via Chating Jun 10, '08 11:10 PM
for everyone

Category: Other

Bismillahirrahmanirrahim
Ada yang belum tahu istilah ta’aruf? Sebenarnya itu bukan istilah tapi bahasa Arab dari kata ‘perkenalan’. Menurut sebagian orang, kata ta’aruf masih sangat umum. Tapi menurut sebagian yang lain sudah menjadi istilah khusus, yaitu proses awal perkenalan untuk menjalin ikatan suci pernikahan. Istilah ini menjadi sangat populer setelah muncul film Ayat-ayat Cinta, kemudian ditambah dengan proses pernikahan tokoh nasional Dr. Hidayat Nurwahid dengan dr. Diana. Maka tulisan ini juga mengikuti trend yang semakin subur di tanah air.

Nikah (akad nikah) adalah sebuah ikatan janji suci. Menjadikan yang haram menjadi halal seketika. Tidak heran jika banyak orang mengatakannya sebagai sesuatu yang sangat sakral atau disakralkan. Tidak kalah sakralnya adalah proses sebelumnya sehingga mengantarkan pada ikrar akad nikah, yaitu proses ta’aruf. Kalau salah potong rambut, masih bisa tumbuh. Kalau salah tulis bisa diralat. Tapi kalau salah pilih pasangan hidup akibatnya sangat fatal. Sebagaimana yang terjadi, proses ini sangat beragam, dari yang sangat kotor sampai yang benar-bebar bersih suci, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah Saw.. Penjelasan panjang lebar tentang ta’aruf ini sudah banyak diulas dalam buku-buku tentang pernikahan. Status kedua calon suami isteri dalam tahap ini jelas masih orang lain alias belum halal. Maka proses ini tidak membenarkan khalwat. Bagaimana dengan ta’aruf via chating atau email? Apakah chating termasuk khalwat?

Khalwat dalam pandangan ulama adalah dua orang lawan jenis yang bukan mahram dalam suatu tempat yang sepi dari orang lain. Tentu saja tidak bisa diqiyaskan begitu saja dengan chating yang berlainan tempat, tidak saling memandang, dan tidak juga mendengar suara satu sama lain. Untuk menjawab pertanyaan di atas secara syar’i membutuhkan observasi yang cukup mendalam. Karena kemampuan saya sangat terbatas dalam masalah ini, maka saya memilih untuk memandangnya dari sisi yang lain. Dalam masalah sakral ini chating saya anggap masih abu-abu. Artinya hukumnya belum jelas. Berhadapan dengan persoalan yang masih meragukan, Rasulullah Saw memberikan solusi yang baik, yaitu meninggalkannya dan mencari yang tidak meragukan. (da’ maa yuriibuka ilaa maa laa yuriibuka).

“Kalo mo nyari jodoh, lewat jalan biasa aja. Jangan ikut-ikutan aku,” pesan seorang kawan kepada saya. Tidak tau pasti, apakah pesan itu wujud dari penyesalan atau bukan. Yang jelas akad nikah sudah siap segalanya. Sebelumnya saya juga mendapatkan fenomena yang hampir sama. Bahkan melihat lebih jelas bagaimana perasaan seorang yang berbicara masalah ini via chating, berjam-jam, hati dag dig dug, kadang tidak bisa dituliskan dengan kata, sama-sama gengsi, sulit menggerakkan jari di atas keyboard saat menyentuh inti masalah. Wah seru banget… Akhirnya keluar juga apa yang menggumpal di dada. Masing-masing sudah merasa saling memiliki (lho kok bisa?). Namun selang beberapa hari, chating beberapa jam dengan hati berdebar-debar itu akhirnya putus hubungan dua insan yang sudah komitmen.

Memang terkadang dari tulisan, kita bisa mengenal kepribadian sang penulis. Tapi apakah kita sudah yakin dengan pilihan itu hanya dengan modal satu cermin. Pilihan atas dasar tulisan yang bagus atau perilaku akhlak dan amal shaleh. Ketika ditanya masalah yang sangat sulit diketahui orang lain ini, apakah bisa diungkapkan dengan beberapa kata singkat di email atau chating? Atau cukup dengan melihat headshot berjenggot tipis rapi dengan baju sopan. Atau karena sekolah di universitas islam tertua dunia? Jangan salah loh! Mas Guntur Romli juga jebolan universitas itu. Tidak semua penimba ilmu di instansi itu seperti Fachri dalam ACC atau Azzam dan Furqan dalam KCB. Terima kasih dulu buat senior Kang Abik atas kampanyenya.

Tentang menentukan calon pasangan hidup, tidak sedikit yang tergelincir sehingga menempuh jalan spekulasi. Padahal pemahaman tentang Islam sudah lumayan matang. Bahkan sudah pernah mengikuti ta’hiil az-zawaaj. Ada yang belum paham istilah ini? berarti Anda harus cari tau dan ikuti. Selamat dan sukses buat semua. Semoga yang lagi was-was dan gelisah segera diberikan ketenangan. Dipilihkan Allah Swt. dengan orang yang tepat. Memulai dengan takwiin al-fardi al-muslim, kemudian membangun al-usrah al-muslimah, dilanjutkan dengan terciptanya al-mujtama' al-islamy. Dengan izin Allah Swt., cita-cita untuk mewujudkan ad-daulah al-islamiyah yang dijanjikan dan diridhai-Nya akan segera terwujud. Wallaahu a’lam bish-shawaab.

Prev: Berteman dengan TKW